

tosleep – Kebijakan tarif impor sebesar 32% yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap produk Indonesia telah memicu gejolak ekonomi yang signifikan. Dampaknya terasa mulai dari sektor ekspor hingga stabilitas pasar keuangan. Berikut empat kenyataan pahit yang kini mengancam perekonomian Indonesia
1. Ekspor Terpukul, Industri Padat Karya Terancam
Kenaikan tarif membuat produk ekspor Indonesia, seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur, menjadi lebih mahal di pasar AS. Akibatnya, permintaan menurun dan industri padat karya yang mempekerjakan jutaan tenaga kerja menghadapi risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
2. Rupiah Melemah, Inflasi Mengintai
Tekanan terhadap ekspor dan sentimen pasar global menyebabkan nilai tukar rupiah melemah, sempat menyentuh Rp 17.217 per dolar AS. Pelemahan ini meningkatkan biaya impor dan berpotensi mendorong inflasi, yang dapat mengurangi daya beli masyarakat.
3. Pasar Saham Terjun Bebas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam, bahkan sempat dihentikan perdagangannya selama 30 menit untuk meredam gejolak. Investor asing melakukan penjualan besar-besaran, mencerminkan menurunnya kepercayaan terhadap pasar Indonesia.
4. Ancaman Resesi Menghantui
Kombinasi dari penurunan ekspor, pelemahan rupiah, dan gejolak pasar keuangan meningkatkan risiko resesi ekonomi. Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terkontraksi hingga 1%, dengan inflasi naik antara 1 hingga 2 persen.
Pemerintah Indonesia berupaya meredam dampak negatif ini melalui diplomasi dengan AS dan langkah-langkah stabilisasi ekonomi domestik. Namun, situasi ini menunjukkan pentingnya diversifikasi pasar ekspor dan penguatan ekonomi domestik untuk menghadapi ketidakpastian global.